STIKESMUS Kutuk Keras Peluncuran Rudal Balistik Korea Utara

Solo – Korea Utara  kembali melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antar benua atau rudal ICBM yang diklaim terbaru yang mampu menjangkau Washington dan Eropa. Rudal itu kembali jatuh di wilayah zona ekonomi eksklusif  atau lepas pantai Jepang. Uji coba rudal ini dilakukan setelah jeda selama 2 bulan dan membenarkan deteksi Jepang sekitar 2 hari lalu.

Uji coba rudal ICBM Korea utara disampaikan oleh Pentagon seperti dilansir Guardian, 29 November 2017.  Laporan awal dari Seoul, Korea Utara menyebutkan rudal ICBM itu dilepaskan dari peluncur mobile dan ditembakan pada Rabu, 29 November 2017, sekitar pukul 3 dini hari waktu setempat.

Rudal ICBM itu terbang selama 50 menit dengan lintasan yang sangat tinggi mencapai 4.500 kilometer atau 10 kali lebih tinggi dari orbit Stasiun Antariksa Internasional NASA. Rudal lalu mendarat hampir 1.000 kilometer dari lokasi peluncuran di lepas pantai barat Jepang. Dengan begitu, akan menjadikannya rudal yang paling kuat dari tiga ICBM Korea Utara yang telah diuji.

David Wright, ahli fisika dan rudal di Union of Concerned Scientists mengatakan, rudal ICBM Korea Utara yang diluncurkan beberapa jam lalu  memiliki jarak tempuh 13.000 kilometer. Jarak itu cukup untuk mencapai Washington, bagian barat Amerika Serikat lainnya, Eropa atau bahkan Australia.

Dilihat dari sistematika penghitungan jarak rudal yang diluncurkan maka wilayah Indonesia akan menjadi salah satu kawasan yang sangat bisa dijangkau rudal perang tempur tersebut. Dan kemungkinan apabila perang dingin antara Amerika dan Korea Utara pecah maka dampaknya akan sampai ke wilayah Indonesia terutama kota Solo.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mambaul Ulum Surakarta (STIKESMUS) melalui kepala Bagian Kepegawaian yaitu “Joko Tri Atmojo” dengan tegas mengutuk keras aksi propaganda yang dilakukan oleh Korea Utara. Apabila itu dibiarkan maka akan bisa mengganggu stabilitas dan keamanan wilayah Indonesia termasuk dikota Solo.

“Kita dengan tegas mengutuk keras aksi yang dilakukan pemerintahan Pyongyang yang dipimpin oleh Kim Jong Un tentang peluncuran Rudal Balistik yang bisa menjangkau wilayah Indonesia, karena menurut kami itu bisa mengganggu keamanan antar negara terutama negeri tetangga. Perlu kita ketahui bahwa kita STIKESMUS memiliki misi menjaga perdamaian dunia dan bisa menjaga iklim yang kondusif antar Negara, karena dengan terciptanya perdamaian dunia maka akan bisa memajukan dunia keperawatan didunia terutama dalam pertukaran pelajar antar Negara”, Ucap Joko Tri Atmojo kepada wartawan Media Nasional. Rabu (28/11).

Hal yang sama juga diutarakan oleh kepala Humas STIKESMUS yaitu “Aris Widiyanto” ketika ditemui Rabu (28/11) di Kampus STIKESMUS Prodi Keperawatan bahwa peluncuran Rudal yang dilakukan oleh pemerintahan Korea Utara akan sangat berdampak sekali terhadap kinerja Humas (Hubungan Masyarakat) terhadap antara instansi lembaga karena akan merusak iklim keamanan. Dimana diketahui bahwa Humas STIKESMUS ke depan akan menggandeng relasi instansi pendidikan dari luar negeri yang akan diajak kerja sama dengan STIKESMUS untuk pertukaran antar pelajar yang bertujuan untuk menjaga iklim perdamaian dunia.

“Iya mas, saya dari Humas STIKESMUS sangat marah dan mengutuk keras tindakan pemerintahan Korea Utara yang semalam Rabu (28/11) meluncurkan rudal Balistik, karena dengan peluncuran rudal tersebut akan menjadi propaganda dan merusak perdamaian dunia. Karena pasti akan mengganggu hubungan kerja sama Humas STIKESMUS ke depan yang juga akan menggandeng relasi instansi pendidikan dari luar negeri dengan pertukaran antara pelajar dari berbagai institusi di Luar negeri”, Ucap Aris kepada Wartawan Media Nasional. Rabu (28/11). *Red

Berita terkait : https://dunia.tempo.co/read/1037642/jepang-deteksi-persiapan-uji-coba-rudal-korea-utara

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *